Senin, 14 September 2009

Zulhendi Sangat Menghargai Is Anwar Dt. Rajo Perak, SH



Pengalaman dalam dunia bisnis yang ia geluti baik sebagai direktur, pemimpin redaksi, komisaris, ataupun konsultan dan berbagai profesi yang ia jalani. Membuat dirinya ingin terjun dan menggeluti dunia politik, semuanya itu bisa dijangkaunya berkat bimbingan dan tempaan yang diberikan oleh senior yang paling dihormatinya yaitu Is Anwar Datuk Rajo Perak, SH
“ Saya terjun ke ranah politik ini berkat kesempatan yang diberikan oleh Pak Is Anwar Dt. Rajo Perak, karena sebelumnya masih sangat awam dengan dunia ini, beliaulah yang paling gigih mendorong untuk tampil di dunia politik, dan kemudian masuk menjadi anggota Partai Bintang Reformasi (PBR) dimana belaiu salah seorang ketuanya” kata Zulhendri mengenang masa lalunya.
Walaupun saya dahulu semasa mahasiswa seorang aktivis, kalau tidak di motivasi terus menerus oleh Pak Datuk Is Anwar, mungkin dunia politik terlambat saya masuki, dan karena kesempatan yang diberikan maka jadilah Calon Anggota Legeslatif No.2 untuk Sumbar I dari PBR, pada pemilu calon legeslatif (Caleg) tahun 2004 dan bersama beliau pulalah sama-sama berkampanye di daerah ini.
Bagi masyarakat Sumateara Barat, sudah sangat kenal sekali dengan Is Anwar Dt. Rajo Perak, SH, seorang pengusaha dan politikus yang sukses. Bagi kami di Pesisir Selatan boleh dikatakan sebagai orang tua yang selalu membimbing generasi muda yang ingin maju, dan memotivasi dan mendorongnya agar tampil ke depan, dan jangan takut dengan kegagalan karena itu rintangan yang di harus dilalui untuk suatu keberhasilan.
“ Seperti yang selalu disampaikan oleh Is Anwar Dt. Rajo Perak kepadanya, dunia politik adalah sebuah pengabdian yang harus di lakukan dalam memperjuangkan aspirasi rakyat yang selama ini tidak banyak tersampaikan dengan baik. Hal ini sangat sejalan dengan pengalaman berorganisasi yang sering ia ikuti baik dalam organisasi kemahasiswaan maupun di luar kampus membuat ia semakin mengerti apa yang akan dilakukan dalam menjalankan fungsinya sebagai anggota DPR RI”, kata Zulhendri Chaniago.

Pria kelahiran Kabupaten Pesisir Selatan 21 Januari 1965 lalu, masuk menjadi anggota DPR RI dari Partai Bintang Reformasi Daerah pemilihan Sumatera Barat I melalui pergantian antar waktu dari partai yang sama yaitu fraksi PBR. “Saya ini memang dari dahulu sudah hobi berorganisasi dan memang menyukai bergaul dengan semua orang,”katanya. Suami dari Pelita Handayani dan ayah dari Akbar Rais Maulana, Salsa Alifa Zahra serta Aisyah Febria Hendri.

Menuju senayan, tidak ia lalui dengan gampang, perjuangan yang keras selalu mengikuti dimana dirinya melangkah. Zulhendri seorang anak petani yang memiliki keinginan untuk maju dan berkembang hingga mendorong dirinya pindah ke Jakarta tanpa sedikitpun modal dan kerabat dekat di Jakarta. “Saya pertama ke Jakarta tanpa adanya saudara kemudian menemui teman dan kenalan di Jakarta untuk memberikan bantuan hal-hal yang diperlukan,”katanya.

Berdagang, dan mengajar mengaji menjadi pekerjaannya sehari-hari sebelum ia secara penuh terjun ke dunia politik, hingga akhirnya melihat , PBR sedang mencari kader terbaik dan dengan bantuan Is Anwar Dt. Rajo Perak ia memilih partai ini sebagai labuhannya dalam mengaktualisasikan dirinya. . “Saya dahulu memang mengagumi pendiri PBR Zainuddin MZ hingga akhirnya saya jatuh hati dengan PBR yang akhirnya mengantarkan saya menjadi anggota DPR,”terangnya.

Masuk dalam komisi II DPR RI membuat ia semakin yakin akan perjuangannya dalam penyampaian aspirasi masyarakat, baik melalui partainya maupun melalui DPR. Seperti perjuangannya dalam proses pemekaran wilayah Provinsi Papua Barat Daya yang ia perjuangkan bersama komisi II DPR.

Pada kesempatan tersebut, ia mengatakan sangat mendukung pemekaran wilayah tersebut, karena dengan pemekaran sebuah wilayah pertumbuhan daerah akan semakin meningkat baik dari sektor sumber daya alam maupun sumber daya manusianya, karena perluasan dan kewenangan yang semakin luas untuk meningkatkan masing – masing potensi yang ada.

Banyak hal yang ia harapkan dari sebuah perjuangan melalui DPR, karena dengan berjuang didalam sebuah sistem akan lebih terarah dan tersentuh langsung oleh pihak – pihak yang bersangkutan seperti halnya pemerintahan yang ia dapat langsung tanyakan melalui rapat – rapat, baik rapat dengar pendapat maupun rapat – rapat kerja, sehingga apa yang ia dengar langsung dari masyarakat dapat tersampaikan dengan cepat.

Sayangnya Partai Bintang Reformasi (PBR) yang ia ikuti hingga saat ini tidak masuk kembali dalam kepartaian di DPR periode 2009 – 2014 mengingat terkendalanya aturan Parlementary Threshold (PT) yang mengharuskan suara partai 2,5 %. Namun ia berharap perjuangan ini tetap akan ia lakukan baik melalui partainya ataupun organisasi – organisasi yang ia ikuti, dimanapun demi tercapainya sebuah tujuan yang mulia, memperjuangkan aspirasi rakyat yang selalu tertindas. (ttn/mei/si)

Drs. Zulhendri Chaniago, Dari Desa ke DPR/MPR.RI

Minggu, 13 September 2009

Drs. Zulhendri Chaniago, Dari Desa ke DPR/MPR.RI

Panjang lika-liku yang ditempuh oleh seorang Drs. Zulhendri Chaniago untuk sampai ke kursi DPR.RI di Senayan, berangkat dari sekolah agama di kampungnya Nagari Bayang Pesisir Selatan Sematera Barat, kemudian melanjutkan ke Institut Agama Islam Negri (IAIN ) di Padang lalu merantau ke Jakarta. Malang melintang di Ibukota dengan berbagai macam persoalan yang harus dihadapi dan diatasi.

Hal tersebut disampaikan oleh Drs. Zulhendri Chaniago, anggota Komisi II DPR.RI dari Partai Bintang Reformasi (PBR) yang membidangi antara lain masalah pemerintahan otonomi daerah, BKN kepegawaian, KPU, Sesneg dan beberapa bidang lain, sewaktu berbincang-bincang dengan Titian tentang perjalanan karienya pada awal Ramadhan lalu di Jakarta.

Banyak hal yang berkesan dalam perjalanan hidupnya, tapi yang paling menarik adalah selama menjadi anggota DPR.RI dalam memperjuangkan aspirasi rakyat dan menyuarakannya di lembaga legislatif, untuk dapat menjadi perhatian dan program pemerintah yang tertuang dalam undang-undang.

Tugas lain yang pernah dilakukan oleh DRS. Zulhendri Chaniago sewaktu di Komisi II adalah, menjadi anggota delegasi DPR.RI dalam menghadiri sidang Internasional Parlemen Union (IPU) di Kamboja, bersama DR.Sutradara Ginting (Alm) dari PDIP dan Patris Simon Morin dari Golkar. Juga pernah ke Malyasia, Singapura, Hongkong, Madrid, Spanyol, Aljazair, sejalan dengan kegiatannya di Badan Kerjasama Antar Parlemen Sedunia (BKSAP) DPR.RI.

Karena kepiawaiannya dalam bicara dan suara yang jelas, oleh fraksinya tidak kurang dari delapan kali ia dipercaya dalam menyampaikan pandangan umum pendapat akhir partainya dalam pengesahan rancangan undang-undang. Suatu hal jarang dilakukan oleh anggota lain di Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI.

Dalam beberapa pembahasan undang-undang, yang telah diundangkan antara lain RUU. Beberapa daerah otonom atau pemekeran daerah, Undang-undanga keistimewaan pemerintahan DIY, UU tentang ke arsipan (ANRI), beliau juga anggota panitia kerja ( Panja) dari RUU sampai menjadi Undang-undang, yang paling menarik adalah ketika membahas dan menjadi juru bicara ketika meloloskan Undang-undang Pelayanan Publik yang baru saja disyahkan rancangannya pada July 2009 lalu.

Menurut Zulhendri, pelayanan publik adalah bagian dari kewajiban negara dalam memenuhi hak-hak warga negara. Persoalan publik benar-benar harus ditempatkan sebagai persoalan bersama, bukan yang kemudian bisa diklaim dari salah satu pihak. Untuk itu dalam rangka memenuhi kebutuhan tersebut, negara dan aparaturnya berkewajiban menyediakan layanan yang bermutu prima dan mudah di akses dan didapat setiap saat.

Pada kehidupan bernegara di abad modern ini, komitmen suatu negara untuk memberikan pelayanan publik yang memadai terhadap kebutuhan masayarakat merupakan implementasi dari pemenuhan hak-hak azasi manusia dari warga anegaranya.

“Tidak dapat dipungkiri pelayanan publik di negara ini masih sangat jauh dari harapan, walaupun sudah diatur dan terkait oleh beberapa undang-undang, sifat pengaturannya sifatnya masih sangat sektoral, membuat pelayanan publik terpecah-pecah dalam pengaturan yang berbeda-beda”, kata Zulhendri Chaniago.

Faktor utama yang menjadi penghambat dalam pelayanan publik adalah permasalahn birokrasi dan tidak adanya standarisasi pelayanan, dan sudah menjadi rahasia umum, dalam pemerintahan pada semua jenjang dan jenisnya memiliki sturuktur birokrasi yang lamban, panjang, gemuk dan berbelit, sehingga membutuhkan waktu yang lama dalam penanganan suatu pelyananan.

Untuk itu kata Zulhendri Chaniago, reformasi birokrasi harus dilaksanakan dengan mengedepankan semangat perubahan dalam upaya menjadikannya bersih, efektif dan professional, dalam rangka memenuhi hak-hak publik dan memberikan jaminan pelayanan yang baik.

Juga perlu diberikan sanksi yang tegas kepada para penyelenggara yang lalai dan tidak melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya sesuai dengan standarisasi yang telah ditetapkan, karena dampak kelalaian pelayanan sangatlah besar. Jika ini diberlakukan perlindungan dan kepastian hukum bagi masyarakat dalam penyelenggaran pelayanan publik dapat diwujudkan.

Ketika melakukan kunjungan kerja ke Madrid Spanyol, ia yang mewakili Komisi II DPR.RI melakukan dialog dengan pemerintah disana, dan dapat diambil suatu kesimpulan, pegawai negri, bupati dan gubernur adalah termasuk pelayan public ( civil servent ). Oleh karena itu, mereka-mereka ini menanamkan pada dirinya bahwa yang terutama dilakukan adalah pelayanan terhadap masyarakatnya , maka pelayanan menjadi lancar.

Zulhendri Chaniago juga sebagai Wakil Ketua Tim Kerja (Timja) Pertanahan Nasional DPR.RI yang bermitra dengan Badan Pertanhahan Nasional (BPN), yang melayani masalah atau pengaduan tentang pertanahan tanpa melalui pengadilan.

Dengan keberadaannya di Komisi II DPR.RI, Zul;hendri Chaniago telah banyak mendalami seluk beluk dunia pemerintahan dan birokrasi, karena selalu bersama pemerintah ndalam hal ini adalah Departemen Dalam Negri (Depdagri), Mensesneg, KPU dan Badan Pertanahan Nasional (BPN).

Sebagai anggota Komisi II DPR.RI, juga sangat mendalami bagaimana otonomi daerah agar berjalan dengan baik . Barangkali dengan pengalaman ini bisa amenjadi modal awal Zulhendri Chaniago memasuki dunia birokrasi ke depan, dan ini tentu kalau masyarakat memintanya untuk memimpin daerahnya.

Masa Lalu

Zulhendri sempat mengenang masa lalunya di Ibukota, setelah tamat dari Institut Agama Islam Negri ( IAIN) di Padang beberapa tahun lampau ia ke Jakarta, tidak mempunyai sanak keluarga di ibu kota ini. Hanya ada dua orang teman sekampung, yang satu tidak berapa lama kemudian berangkat sekolah ke Australia. Karena marasa sulitnya kehidupan, maka timbullah niat untuk menjadi pegawai negri, yang sampai sekarang tidak kesampaian, dan tidak mungkin lagi terwujud.

Untuk mewujudkan keinginan menjadi pegawai, salah seorang kawan membawanya kepada salah seorang pemuka masyarakat perantau yang sekampung dengannya, dan mohon bantuan untuk dapat menolong. Jawaban yang diberikan, beri saja ongkos pulang, karena lebih baik mengabdi di kampung halaman. Kalau disini ( Jakarta) menjadi pengusaha atau politisi, dsan berani menghadapi tantangan, lebih menjanjikan masa depan.

“ Semula saya agak tersinggung mendengar apa yang dikatakan oleh pemuka masyarakat yang sudah banyak makan asam garam di peratuan ini, tetapi hal ini pulalah menjadi daya dorong bagi saya untuk lebih giat dan berprestasi di Jakarta”, kata Zulhendri

Menurut Zulhendri, salah satu jalan untuk menggapai keinginan adalah dengan meningkatkan pergaulan, baik itu dibidang organisasi sosial, politik, keagamaan maupun wiraswasta.

Pertama-tama Zulhendri masuk menjadi pengurus Ikatan Keluarga Bayang di Jakarta. Pemikirannya sederhana saja, dengan cara ini tentu akan banyak berkenalan dengan orang sekampung yang sudah lama di perantuan, dan keinginan tersebut tercapai. Kemudian ia meningkat menjadi pengurus Ikatan Keluarga Pesisir Selatan (IKPS) Wilayah Jakarta, setelah itu menjadi Sekretaris Jendral (Sekjend) Dewan Pimpinan Pusat (DPP) IKPS, dan Wakil Sekjen Gebu Minang.

Kegiatan berorganisasi menurut Zulhendri sangat sejalan dengan keinginan serta bakatnya yang sudah dimulai sejak menjadi mahasiswa di Padang. Kemudian ia mendapat kesempatan mewakili Indonesia dalam program pertukaran pemuda Asia Pasifik di Jepang. Pengalaman dalam kegiatan ini menambah wawasannya, baik dalam berorganisasi maupun untuk pribadinya.

Dengan aktifnya ia dibidang organisasi kemasyarakatan mulailah Zulhendri mempunyai banyak kawan, sejalan dengan hal tersebut ia membuka usaha, maka jadilah seorang wirausaha.

Perjalanan seorang usahawan tidak semuanya mulus, semula memang sudah terlihat suatu titik keberhasilan, tetapi kemudian muncul persoalan-persoalan yang semula tidak terperhitungkan, sehingga konsentrasi menjadi terpecah dalam mengurus usaha.

Hal ini terjadi karena Zulhendri, semasa menjadi mahasiswa adalah seorang aktivis, sehingga terpanggil untuk masuk menjadi anggota partai, yang dipilih adalah Partai Bintang Reformasi. Karena kesibukan di partai usaha menjdi kurang terurus, ditambah lagi urusan kampanye pada pemilu tahun 2004. Syukurlah ia dapat i menjadi anggota DPR.RI, walaupun menjadi Pengganti Antar Waktu (PAW) dari seniornya dan juga gurunya dalam berpolitik. (sg)

Sabtu, 29 Agustus 2009

Nostalgia di Restoran Minangkabau

Lagu-lagu lama era enam puluhan dan tujuh puluhan membawa pengunjung Restoran Minangkabau bernostalgia, dimana waktu nyanyian itu popular sebagian besar mereka yang berada di tempat masih remaja , dan punya kenbangan tersendiri

Karena banyaknya lagu-lagu minang lama sulit untuk dirinci satu persatu, senandung tersebut, membawa arti tersendiri bagi pengunjung pada tanggal 28 Agustus malam di restoring yang baru saja dibuka beberapa bulan lalu tersebut. Pengunjung cukup ramai, yang umumnya mereka saling kenal, canda tawapun salimng mereka lemparkan, baik kepada yag satu meja ataupun yang baru saja bergabung diruangan tersebut, dan satu meja pula dengan kawan yang lainnya.

{Pertemuan yang tidak diatur formal ini, tanpa ada undangan hanya ada pesan dari mulut ke mulut, kawan-kawan sengkatan berdatangan pada Jumat malam itu atau sering juga disebut orang malam Sabtu,tersebut. Kelihatan yang datang antara lain Mayjend TNI ( Purn ) Drs. Djastri Marin, SH, Mantan Wakil Walilota Padang Yusman Kasim, Mantan Bupati Tanah Datar Masriadi Martunus, H. Buyung, Hari Ikhlas, Kol.Pol. Sabri, Desmond, Yuswil Raida, Penyanyi minang Yung Patapayan, Syam Tanjung, dan bintang sinetron Tasman Umar, dan nanyak yang lainnya lagi

Ada yang lebih muda dari kelompok Don Bosco Padang, sepetrti Eddy Surya Daud, Ranti Riani. Ada dari SMA I Padang yang rupanya mengadakan pertemuan intern dengan kawan-kawannya pula pada ruangan lain. SMA Bukittinggi, dan mereka yangberwira swasta. Drs. Iqbal salah seorang Ketua Gebu Minang dan anggota DPR.RI yang baru saja terpilih juga kelihatan bergabung, juga sekretaris Gebu Minang Warni dan keluarganya.

Kami dari Bako IKK Padang Rizal Galari, Muchsis Muchtar, Sutan Syahrir dan Eri Mahyudding datang ke Restorang Minangkabau, hanya untuk makan malam sambil mendengar lagu-lagu minang, dan tidak mengetahui sama sekali ada banyak kawan-kawan disana yang akhirnya membuat sama-sama larut dalam kegembiraan.

Meraka yang dating, memang tidak dapat dikatakan sebagai komunitas baru, karena sebagaian berada di tempat ini, jauh sebelumnya sudah saling kenal, walau berasal dari berbagai kota dan sekolah di Sumatrera Barat. Tapi umumnya pribadi-pribadi yang menjadi pengurus atau anggota organisasi paguyuban dan kemasyarakatan minang di Jakarta.

Selama ini ada tempat seperti yang disediakan oleh managemen Restoran Minangkabau, mereka bisa menyanyi dan juga bernostalgia dengan kawan-kawan lama, sambil mendengarkan lagu-lagu minang, suatu pilihan yang tepat dalam mengundang relasi untuk datang.

H. Buyung mengatakan kepada kami, senang nerada disini dengan beberapa kawan lama, sebenarnya saya juga restoran di bilangan Kwitang, kal;au duduk dan makan disana hanya saya dan dua tiga kawan, lama-lama bosan juga. Di Restoran Minangkabau bisa jumpa dengan banyak teman lainnya, sebentar lagi Djasri ( maksudnya Mayjend TNI AD (Purn) ) juga datang, sayang Asril Tanjung ( Mayjend TNI AD Purn ) sedang di Bandung.

H. Buyung, Yusman Kasim, Sabri tampil dengan suaranya yang khas, ini bukan festifal, yang penting bisa bergimbira,kemudian tampil pula Muchsis Muchtar, Tasman Umar, Ranti Riani. Djasri Marin, tidak maju untuk menyanyi karena suara lagi serak, dan “ lain kali boleh emndengar suara saya” katanya.

Yang benar profesi penyanyi minang adalah Young Patapayan dan Syam Tanjung, mereka membaewakan lagu-lagu Gumarang, dan juga penggubah lagu terkemuka di Minangkabau Yusaf Rahman, dan salah seorang composer Malyasia yang berasal dari Sumatera Barat.

Kol.Pol. Sabri yang hadir pada kesem,patan tersebut adalah pencetus lahirnya Minagkabau Pelangi yang menampilkan kesenian minang terutama lagu-lagu dengan penayangannya di TVRI sudah tujuh kali. Banyak masyarakat berharap agar acara berlanjut terus.

Manurut mereka, sudah lama sekali khusus lagu lagu minang tidak tampil di stasiun-stasiun TV, sedangkan nyanyian daearah lain masih sering. Dengan minang pelangi, masayarakat Indonesia ingat kembali bagaimana peran Sumatera Barat dalam mengangkat lagu-lagu daearah, karena daerah inilah pionernya, baru menyusul yang lainnya.

Cuma ada himbauan dari masyarakat, jam tayangnya belum tersosialisasi dengan baik ke masyarakat, sehingga yang tahu mereka yang hanya kebetulan membuka canel TVRI waktu itu. Mungkin dengan selebaran yang harganya murah tapi bisa pengedarannya merata hal ini bisa diatasi.

Rasa gembira hari itu memang cukup terasa, sampai-sampai H. Buyung mengatakan biar mereka yang punya mobil ( restoran) tapi saat ini STNK sama kita, biar BPKB sama mereka, dengan arti kata kita-kitalah yang punya tamu hari ini. Hari Ickhlas salah satu pengelola tersenyum senang mendengarkannya.

“ Yang pentinmg kita bisa berkumpul di Restoran Minagkabau ini, dan berjumpa dengan kawan-kawan lama, minum setengah gelas kopipun tidak menjadi masalah “ kata Hari Ikhlas.

Kita rencanakan hari-hari berkumpul ini pada setiap Selasam ( malam Rabu ) dan Jum’at malam ( malam Sabtu). Kalau waktunya sudah tahu, diharapkan kawan-kawan datang sendiri, membawa kawan lebih bagus, tidak ada undangan resmi, berkimpul sambil malapeh taragak basuo jo kawan lamo.

Sebagai informasi, Restoran Minangkabau dengan masakan minang dan juga ada soto nya, dan juga bisa menikmati lagu-lagu minang, terletak di Jalan Teluk Betung Jakarta ( belakang Hotel Indonesia. Silahkan bergabung ). (sg)

Minggu, 23 Agustus 2009

Majalah Titian Terbit Sejak Tahun 1995


Majalah Titian dengan mengetngahkan informasi Seranah Serantau terbit sejak tahun 1995, diterbitkan oleh Badan Koordinasi Ikatan Keluarga Kota Padang ( Bako IKK Padang ) Jakarta, degan pemimpin Redaksi Saudara Syahrizal Galari.

Pada saat yang sama juga terbit Majalah Kaba yang pemimpin Redaksi saudara Asbon, juga ada majalah lain yang bernuansa minang, seperti Serunai, Kinantan, Kaba Nagari. Sebelum majalah-majalah ini terbit juga sebelumnya ada beberapa majalah sudha terbit, tetapi karena suatui dan lain hal, terbitnya terhenti.

Kemudian dari Bandung terbit pula majalah Titian Kaba, yang disuh oleh beberapa anak muda dan bagaimana perkembangannya kurang diketahui harapan beberapa pihak masih terbit sebagaimana yang mereka rencanakan.

Alhamdulillah, majalah Titian yang diterbitkan oleh Bako IKK Padang Jakarta sampai sekarang masih terbit, pengasuh mengucapkan terima kasih kepada pecinta majalah ini. Memang kadangkala untuk menerbitkan suatu majalah banyak liku dan kendala yang harus diatasi oleh pengasuh.

Sedangkan masyarakat baik yang di rantau maupun di kampung masih menginginkan banyak pilihan majalah untuk dibaca. Tantangan bagi yang ada untuk mempertahankan terbitnya. (sg)

Jumat, 21 Agustus 2009

Ketua Umum Bako Padang Priode 2009-2013


Mubes bako IKK Padang di Padang pada tanggal 6 Agustus lalu sudah dapat memilih Ketua Umum Bako Padang yang baru, melalui formatur yang diketuai oleh Indra Kahar ditambah enam anggota lainnya.

Ketua Umum terpilih adalah Ir. Zulheffi Sikumbang, yang kesehariannya adalah pengusaha dan Sekretaris Asosiasi Ekspor Kakao Indonesia (AEKI), sedangkan wakilnya adalah Ibrani, SH seorang pengacara di Jakarta, Sekretaris Umum Ir. Syahril Amir, salah seorang ketua LSM di Jakarta , dibantu oleh Agusmadi,SE mantan Bankir, dan Bendahara Drs. Firdaus Jamal.

Kelengkapan pengurus akan disusun dalam waktu singkat, paling lama satu bulan setelah Musyawarah Besar (Mubes) ini. Merekapun berjanji akan dapat memenuhi tenggat waktu yang diberikan tersebut.

Mubes Bako IKK Padang ini dibuka oleh Walikota Padang Drs.H. Fauzi Bahar, M.Si, setelah pengurus terpilih, malam harinya dilaksanakan pengukuhan di Pesta Taman di taman Melati, bersamaan dengan pengukuhan pengurus Ikatan Keluarga Padang yang juga baru terbentuk. Pada kesempatan itu pemerintah kota juga menjamu tamu dari Qatar yang akan berinvestasi di kota Padang.

H.Irzhan Said, Ketua Umum Bako IKK Padang sebelumnya merasa puas dengan hasil Mubes ini, karena tongkat estavet dapat diberikan kepada generasi muda yang cukup energik dan telah teruji dalam kepengurusan selama ini. Harapannya tentu akan lebih sukses dari kepengurusan terdahulu.

Ketua Umum Zulhefi Sikumbang berjanji akan bekerja serbaik-baiknya dalam menjalankan roda organisasi kemasyarakatan ini, dan minta bantuan dari berbagai pihak untuk dapat mencapai keberhasilan tersebut. ( sagari)