Sabtu, 29 Agustus 2009

Nostalgia di Restoran Minangkabau

Lagu-lagu lama era enam puluhan dan tujuh puluhan membawa pengunjung Restoran Minangkabau bernostalgia, dimana waktu nyanyian itu popular sebagian besar mereka yang berada di tempat masih remaja , dan punya kenbangan tersendiri

Karena banyaknya lagu-lagu minang lama sulit untuk dirinci satu persatu, senandung tersebut, membawa arti tersendiri bagi pengunjung pada tanggal 28 Agustus malam di restoring yang baru saja dibuka beberapa bulan lalu tersebut. Pengunjung cukup ramai, yang umumnya mereka saling kenal, canda tawapun salimng mereka lemparkan, baik kepada yag satu meja ataupun yang baru saja bergabung diruangan tersebut, dan satu meja pula dengan kawan yang lainnya.

{Pertemuan yang tidak diatur formal ini, tanpa ada undangan hanya ada pesan dari mulut ke mulut, kawan-kawan sengkatan berdatangan pada Jumat malam itu atau sering juga disebut orang malam Sabtu,tersebut. Kelihatan yang datang antara lain Mayjend TNI ( Purn ) Drs. Djastri Marin, SH, Mantan Wakil Walilota Padang Yusman Kasim, Mantan Bupati Tanah Datar Masriadi Martunus, H. Buyung, Hari Ikhlas, Kol.Pol. Sabri, Desmond, Yuswil Raida, Penyanyi minang Yung Patapayan, Syam Tanjung, dan bintang sinetron Tasman Umar, dan nanyak yang lainnya lagi

Ada yang lebih muda dari kelompok Don Bosco Padang, sepetrti Eddy Surya Daud, Ranti Riani. Ada dari SMA I Padang yang rupanya mengadakan pertemuan intern dengan kawan-kawannya pula pada ruangan lain. SMA Bukittinggi, dan mereka yangberwira swasta. Drs. Iqbal salah seorang Ketua Gebu Minang dan anggota DPR.RI yang baru saja terpilih juga kelihatan bergabung, juga sekretaris Gebu Minang Warni dan keluarganya.

Kami dari Bako IKK Padang Rizal Galari, Muchsis Muchtar, Sutan Syahrir dan Eri Mahyudding datang ke Restorang Minangkabau, hanya untuk makan malam sambil mendengar lagu-lagu minang, dan tidak mengetahui sama sekali ada banyak kawan-kawan disana yang akhirnya membuat sama-sama larut dalam kegembiraan.

Meraka yang dating, memang tidak dapat dikatakan sebagai komunitas baru, karena sebagaian berada di tempat ini, jauh sebelumnya sudah saling kenal, walau berasal dari berbagai kota dan sekolah di Sumatrera Barat. Tapi umumnya pribadi-pribadi yang menjadi pengurus atau anggota organisasi paguyuban dan kemasyarakatan minang di Jakarta.

Selama ini ada tempat seperti yang disediakan oleh managemen Restoran Minangkabau, mereka bisa menyanyi dan juga bernostalgia dengan kawan-kawan lama, sambil mendengarkan lagu-lagu minang, suatu pilihan yang tepat dalam mengundang relasi untuk datang.

H. Buyung mengatakan kepada kami, senang nerada disini dengan beberapa kawan lama, sebenarnya saya juga restoran di bilangan Kwitang, kal;au duduk dan makan disana hanya saya dan dua tiga kawan, lama-lama bosan juga. Di Restoran Minangkabau bisa jumpa dengan banyak teman lainnya, sebentar lagi Djasri ( maksudnya Mayjend TNI AD (Purn) ) juga datang, sayang Asril Tanjung ( Mayjend TNI AD Purn ) sedang di Bandung.

H. Buyung, Yusman Kasim, Sabri tampil dengan suaranya yang khas, ini bukan festifal, yang penting bisa bergimbira,kemudian tampil pula Muchsis Muchtar, Tasman Umar, Ranti Riani. Djasri Marin, tidak maju untuk menyanyi karena suara lagi serak, dan “ lain kali boleh emndengar suara saya” katanya.

Yang benar profesi penyanyi minang adalah Young Patapayan dan Syam Tanjung, mereka membaewakan lagu-lagu Gumarang, dan juga penggubah lagu terkemuka di Minangkabau Yusaf Rahman, dan salah seorang composer Malyasia yang berasal dari Sumatera Barat.

Kol.Pol. Sabri yang hadir pada kesem,patan tersebut adalah pencetus lahirnya Minagkabau Pelangi yang menampilkan kesenian minang terutama lagu-lagu dengan penayangannya di TVRI sudah tujuh kali. Banyak masyarakat berharap agar acara berlanjut terus.

Manurut mereka, sudah lama sekali khusus lagu lagu minang tidak tampil di stasiun-stasiun TV, sedangkan nyanyian daearah lain masih sering. Dengan minang pelangi, masayarakat Indonesia ingat kembali bagaimana peran Sumatera Barat dalam mengangkat lagu-lagu daearah, karena daerah inilah pionernya, baru menyusul yang lainnya.

Cuma ada himbauan dari masyarakat, jam tayangnya belum tersosialisasi dengan baik ke masyarakat, sehingga yang tahu mereka yang hanya kebetulan membuka canel TVRI waktu itu. Mungkin dengan selebaran yang harganya murah tapi bisa pengedarannya merata hal ini bisa diatasi.

Rasa gembira hari itu memang cukup terasa, sampai-sampai H. Buyung mengatakan biar mereka yang punya mobil ( restoran) tapi saat ini STNK sama kita, biar BPKB sama mereka, dengan arti kata kita-kitalah yang punya tamu hari ini. Hari Ickhlas salah satu pengelola tersenyum senang mendengarkannya.

“ Yang pentinmg kita bisa berkumpul di Restoran Minagkabau ini, dan berjumpa dengan kawan-kawan lama, minum setengah gelas kopipun tidak menjadi masalah “ kata Hari Ikhlas.

Kita rencanakan hari-hari berkumpul ini pada setiap Selasam ( malam Rabu ) dan Jum’at malam ( malam Sabtu). Kalau waktunya sudah tahu, diharapkan kawan-kawan datang sendiri, membawa kawan lebih bagus, tidak ada undangan resmi, berkimpul sambil malapeh taragak basuo jo kawan lamo.

Sebagai informasi, Restoran Minangkabau dengan masakan minang dan juga ada soto nya, dan juga bisa menikmati lagu-lagu minang, terletak di Jalan Teluk Betung Jakarta ( belakang Hotel Indonesia. Silahkan bergabung ). (sg)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar